BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Di dalam
kehidupan sehari-hari, dimanapun manusia berada, dibutuhkan peraturan-peraturan
dan ketentuan-ketentuan tang akan mengatur dan membatasi setiap kegiatan dan
perilakunya. Manusia sebagai individu terkadang ingin hidup bebas, sehingga ia
ingin melepaskan diri dari ssegala ikatan dan peraturan yang membatasi kegiatan
dan perilalkunya.Namun manusia juga merupakan makhluk sosial yang hidup di
antara individi-individu lain, dimana ia mempunyai kebutuhan akan perasaan
diterima oleh orang lain.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk lebih lanjut terarahnya
penulisan makalah ini, maka penulis membatasi sebagai berikut:
1.
Pengertian disiplin pegawai
2.
Pentingnya disiplin kerja
3.
Faktor-faktor yang memengaruhi disiplin kerja
4.
Pelaksanaan disiplin kerja
5.
Hubungan disiplin dengan produktivitas kerja
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalh ini
yaitu untuk menambah ilmu pengetahuam kita, dalam memahami tentang kedisiplinan
karyawan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Disiplin Pegawai
Singodimedjo (2002), mengatakan disiplin adalah sikap
kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan nentaati norma-norma
peraturan yang berlaku disekitarnya. Disiplin karyawan yang baik akan
mempercepat tujuan perusahaan, sedabgkan disiplin yang merosot akan menjadi
penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.
Disiplin
menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan
terhadap peraturan dan ketentuan perusahaan. Bentuk disiplin yang baik akan
tercemin pada suasana, yaitu:
1.
Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian
tujuan perusahaan
2.
Tinggi semangay dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam melakukan pekerjaan
3.
Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya
4.
Berkembangnya rasa memiliki dan solidaritas yang tinggi
di kalangan karyawan
5.
Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja para
karyawan
Latainer
(dalm Soeiono, 1995), mengartikan disiplin sebagai suatu kekuatan yang berkembang
di dalam tubuh karyawan dan menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri dengan
sukarela pada keputusan, peraturan, dan
nilai-nilai tinggi dari pekerjaan dan perilaku.
Bagi
Beach (dalam Siagian, 2002), disiplin mempunyai dua pengertian. Arti yang pertama,
melibatkan belajar atau mencetak perilaku dengan menerapkan imbalan atau
hukuman. Arti yang kedua lebih sempit lagi, yaitu disiplin ini hanya bertalian
dengan tindakan hukuman terhadap pelaku kesalahan.
Dari
beberapa pendapat tersebut dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan disiplin
adalah sikap hormat terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan, yang ada dalam
diri karyawan, yang menyebabkan iadapat menyesuaukan diri dengan sukarela pada
peraturan dan ketetapan perusahaan.
2.2 Pentingnya Disiplin Kerja
Keteraturan adalah ciri utama
organisasi dan disiplin adalah salah satu metode untuk memelihara keteraturan
tersebut. Tujuan uitama disiplin adalah untuk menigkatkan efisiensi semaksimal
mungkin dengan cara mencegah pemborosan. Singkatnya, disiplin dibutuhkan untuk
tujuan organisasi yang lebih jauh, guna menjaga efisiensi dengan mencegah dan
mengoreksi tindakan-tindakan individu dalam iktikad tidak baiknya terhadap
kelompok. Lebih jauh lagi, disiplin berusaha untuk melindungi perilaku yang baik
dengan menetapkan respons yang dikehendaki. (Tohardi, 2002)
Disiplin kerja dapat dilihat sebagai
sesuatu yang besar manfaatnya, baik bagi kepentingan organisasi maupun bagi
karyawan. Bagi organisasi adanya disiplin kerja akan menjamin terpeliharanya tata
tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas, sehingga di peroleh hasil yang optimal. Adapun bagi karyawan akan
diperoleh suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan menambah semangat kerja
dalam melaksanakan pekerjaannya.
2.3 Faktor-faktor Yang Memengaruhi Disiplin Kerja
Menurut Singodimedjo (2000),
faktor yang memengaruhi disiplin pegawai:
1.
Besar kecilnya
pemberian kompensasi.
Besar kecilnya kompensasi dapat memengaruhi tegaknya
disiplin. Para karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, bila ia
merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan jeri payanya yang telah
dikontribusikan bagi perusahaan.
2.
Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan .
Peranan keteladanan pimpinan sangat berpengaruh besar dalam perusaha’an,karena pimpinan dalam
suatu perusahaan masih menjadi panutan kariawan.para bawahan akan meniru yang
dilihatnya setiap hari. Apapun yang dibuat pimpinannya. Oleh sebab itu, bila
seorang pemimpin menginginkan tegaknya disiplin dalam perusaha’an, maka ia harus
lebih dulu mempraktekkan, supaya dapat diikutidengan baik oleh para karyawan
lainnya.
3.
Ada
tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
Para karyawan akan mau melakukan disiplin bila ada aturan
yang jelas dan diinformasikan kepada mereka. Bila aturan disiplin hanya menurut
selera pimpinan saja, atau berlaku untuk orang tertentu saja, jangan diharap
bahwa para karyawan akan mematuhi aturan tesebut.
4.
Keberanian
pimpinan dalam mengambil tindakan
Bila ada seorang karyawan yang
melanggar disiplin, maka perlu ada keberenian pimpinan untuk mengambil tindakan
yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya. Dengan adanya tindakan
tehadap pelanggar disiplin, sesuai dengan sanksi yang ada, maka semua karyawan
akan merasa terlindungi, dan dalam hatinya berjanji tidak akan berbuat hal yang
serupa.
5.
Ada
tidaknya pengawasan pimpinan
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada pengawasan,
yang akan mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan
tepat dan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dengan adanya pengawasan seperti
demikian, maka sedikit banyak para karyawan akan terbiasa melaksanakan disiplin
kerja.
6.
Ada
tidaknya perhatian kepada karyawan
Karyawan adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter antara yang satu
dengan yang lain. Seorang karyawan tidak hanya puas dengan penerimaan kompensasi
yang tinggi, pekerjaan yang menantang, tetapi juga mereka masih membutuhkan
perhatian yang besar dari pimpinannya sendiri. Keluhan dan kesulitan mereka
ingin didengar, dan dicarikan jalan keluarnya, dan sebagainya.
7.
Diciptakan
kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin
Kebiasaan-kebiasaan positif itu antara lain:
·
Saling
menghormati, bila ketemu di lingkungan pekerjaan
·
Melontarkan
pujian yang sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga para karyawan akan
turut merasa bangga dengan pujian tersebut
·
Sering
mengikutsertakan karyawan dalam pertemuan-pertemuan, apalagi pertemuan yang
berkaitan dengan nasib dan pekerjaan mereka
·
Memberi
tahu bila ingin meninggalkan tempat kepada rekan sekerja, dengan
menginformasikan, kemana dan untuk urusan apa, walaupun kedapa bawahan
sekalipun
2.4 Pelaksanaan Disiplin Kerja
Disiplin yang paling baik adalah disiplin diri.
Kecenderungan orang normal adalah melakukan apa yang menjadi kewajibannya dan
menepati aturan permainan. Organisasi atau perusahaan yang baik harus berupaya
menciptakan peraturan atau tata tertib yang akan menjadi rambu-rambu yang harus
dipenuhi oleh seluruh karyawan dalam organisasi. Peraturan-peraturan yang akan
berkaitan dengan disiplin itu antara lain:
1.
Peraturan
jam masuk, pulang,dan jam istirahat
2.
Peraturan
dasar tentang berpakaian, dan bertingkahlaku dalam pekerjaan
3.
Peraturan
cara-cara melakukan pekerjaan dan hubungan dengan unit kerja lain
4.
Peraturan
tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh di lakukan oleh para karyawan
selama dalam organisasi dan sebagainya. (Singodimedjo, 2000)
2.5 Hubungan
Disiplin Dengan Produktivitas Kerja
Disiplin
pegawai memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan
upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawai. Disiplin kerja para
pegawai sangat penting. Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan
dalam diri tiap karyawan, karena hal ini akan menyangkut tanggung jawab moral
karyawan itu pada tugas kewajibannya. Seperti juga suatu tingkahlaku yang bisa
dibentuk melalui kebiasaan. Selain itu, disiplin kerja dapat ditingkatkan apa
bila tedapat kondisi kerja yang dapat merangsang karyawan untuk berdisiplin.
(Sukarno. 1994:54)
Disiplin
kerja atau kebiasaan-kebiasaan baik yang harus ditanamkan dalam diri karyawan
sebaiknya bukan atas dasar paksaan semata, tetapi harus lebih di dasarkan atas
kesadaran diri dalam diri karyawan. Tohardi (2002), ketidakdisiplinan individu
atau karyawan dapat memengaruhi produktivitas kerja organisasi.
Kegiatan
pendisiplinan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar meengikuti
berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat di
cegah. Sasaran pokoknya dalah untuk mendorong disiplin diri di antara para karyawan
untuk datang di kantor tepat waktu. Dengan datang ke kantor tepat waktu dan
melaksanakan tugas sesuai dengan tugasnya, maka diharapkan produktivitas kerja
akan meningkat.
Dari
penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja pegawai
dalam suatu organisasisangat di pengaruhi oleh disiplin pegawai. Apalagi di
antara pegawai sudah tidak menghiraukan kedisiplin kerja, maka dapat dipastikan produktivitas
kerja akan menurun. Pdahal untuk mendapatkan produktivitas kerja sangat di perlukan
kedisiplinan dari para pegawai.
BAB III
KESIMPULAN
Disiplin kerja merupakan alat yang digunakan para menejer
untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu
perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan
seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang
berlaku.
Disiplin
menunjuk kan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan
terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Dengan demikian, bila peraturan
atau ketetapan yang ada dalam perusahaan itubdiabaikan atau seri8ng dilanggar,
maka karyawan mempunyai disiplin kerja yang buruk.
Disiplin
yang baik mencerminkan besarnya tanggungjawab seseorang terhadap tugas-tugas
yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan
terwujudnya tujuan perusahaan. Meelalui disiplin akan mencerminkan kekuatan,
karena biasanya seseorang yang berhasil dalam karyanya adalah mereka yang
memilki disiplin tinggi. Guna mewujudkan tujuan perusahaan, yang pertama harus
segera dibangun dan diteggakan diperusahaan tersebut adalah kedisiplinan
karyawannya. Jadi, kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan suatu eperusahann
dalam mencapai tujuan.
Daftar
Pustaka
Faustino
Cardoso Gomes, manajemen sumber daya, andi, Yogyakarta:2003
Terimakasih postinganya bagus dan sangat bermanfaat.
BalasPadamBicara tentang mengantri di Indonesia masih sangat sulit didisiplinkan, sehingga diperlukan alat atau pembatas antrian sehingga tidak melebar dan tidak terkendali.
Kami siap membantu anda dalam memenuhi kebutuhan tiang antrian, silahkan cek Koleksi Tiang Antrian Murah
terima kasih
BalasPadamboleh dishare ya?
jika anda ingin mengetahui alat pencegahan ketidak displinan saat mengantri silahkan Klik disini
terimakasih artikel sangat membantu saya dalam mengerjakan tugas, mampir ke blog saya ya....Klik disini
BalasPadamartikelnya bagus dan bermanfaat, izin saya share ya?
BalasPadamIndonesia Siaga Disiplin
kalo metode yang bisa meningkatkan motivasi kerja karyawan appa mbak?
BalasPadam